AGA THE SERIES

“Menapak keberhasilan sama seperti mengetik kata demi kata dan menjadikannya suatu karangan yang bermanfaat.”

Rabu, 22 Desember 2010

TANGGA-TANGGA ASMARA

Setan memang tidak pernah berhenti menjerumuskan manusia dalam dosa dan kemaksiatan. Berbagai jalan, metode dan tipuan dimainkannya demi membawa pengikut sebanyak-banyaknya ke dalam neraka. Salah satu cara yang ditempuhnya adalah dengan masuk melalui pintu perasaan cinta. Ya, cinta yang tidak dibingkai oleh aturan Islam yang mulia. Cobalah kita saksikan atau bahkan mungkin pernah kita rasakan, begitu halusnya tipuan cinta itu masuk ke dalam hati.
"Pandanglah, kemudian senyumlah, lalu berikan salam
Berbincanglah, lalu berjanji dan bertemu"
Benar, cinta tak selalu datang dengan tiba-tiba. Namun ia berjalan menapak anak tangga. Apakah anak tangga menuju cinta?

Memandang keanggunan
Seorang pemuda jatuh cinta dan menganggap cantik seorang gadis karena ia menatap dan tidak menjaga pandangannya. Demikian juga terjadi sebaliknya. Inilah pandangan yang tidak dibolehkan atau mungkin bahkan diharamkan. Pandangan ini memaparkan banyak sifat orang yang dicintai, yang sebenarnya tidak terdapat pada orang yang dicintai tersebut. Semuanya hanya tipuan indah dalam pandangan mata. Padahal pandangan yang haram adalah delegasi yang membawa penyakit ke dalam hati.
"Cinta itu diawalnya sesuatu yang menggelisahkan
Hati yang mencintai, lalu ia menemukan kematian bak permainan
Cinta itu awalnya dari pandangan sekilas dan canda yang berkobar di dalam hati bak kobaran api.
Layaknya api, ia berawal dari bara
Apabila telah berkobar maka ia akan membakar kayu bakar."

Kekaguman
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya. Hati yang tertambat dengan sesuatu yang terlihat mengakibatkan munculnya keinginan di dalam jiwa untuk berhubungan dengan orang yang dicinntainya. Tentu dengan segala macam bentuk dan cara. Ia ingin berbincang dengan orang yang dicintainya, ingin selalu bersamanya dan ingin menghabiskan seluruh waktu untuk berbicara dengannya. Yah, hati telah dililit oleh kekaguman pada insan yang dicinta.

Asmara
Fase ini merupakan akibat dari fase sebelumnya, yaitu kekaguman. Di fase ini seseorang akan selalu terbayang wajah orang yang dicintainya. Hal seperti ini bisa dilihat dari berbagai tanda, diantaranya:
1. Tidak mampu untuk berpisah dalam waktu yang lama.
2. Selalu ingin bertemu dengannya.
3. Selalu mengingatnya siang dan malam.
Dari sini, kekaguman dan pandangan haram membuahkan pikiran serta kesibukan yang biasanya disambut oleh hati yang kosong, sehingga hal tersebut menguasai seluruh pikirannya. Benarlah yang dikatakan oleh seorang penyair,
"Cintanya mendatangiku sebelum aku mengenal apa itu cinta
Lalu ia menemukan sebuah hati yang kosong sehingga menguasainya"
Seorang ahli jiwa mengatakan, “Asmara adalah gerakan hati yang kosong.” Allah SWT mengisahkan tentang kondisi kaum Luth yang dimabuk asmara,
“Sesungguhnya mereka terombang-ambing didalam kemabukan (kesesatan)” (Al Hajr:72)
Mabuk adalah kondisi yang menghalangi seseorang untuk untuk menggunakan akalnya. Demikian pula dalam kondisi marah dan cinta. Sebagaiman khamer yang membuat mabuk dan menghilangkan akal, demikian pula asmara. Seperti yang dikatakan oleh seorang penyair,
"Aku ingin melupakannya namun seolah-olah ia membayangiku siang dan malam dengan segala cara"
Bila ada orang yang mau menghinakan dirinya, maka itulah orang yang jatuh cinta. Imam Ahmad bin Hambal menegaskan, “Itulah orang yang jatuh cinta, karena ia menjadi rendah di mata orang yang dicintai dan terhadap segala hal yang menyenangkan kekasihnya.”
Seorang penyair menyebutkan,
"Tunduklah dan redahkan diri kepada orang yang kau cinta
Di jalan nafsu, kau tak peduli dengan hidung yang mancung atau tak mancung
Mereka mengatakan, “Kami mengenalmu sebagai orang yang terhormat.”
Kukatakan, “Orang-orang tidak heran dengan kehinaan orang yang jatuh cinta.”
Janganlah memungkiri kehinaan orang yang jatuh cinta
Karena mereka adalah budak cinta yang suka rela."
Jelaslah bahwa segala perkara asmara berawal dari pandangan yang tak terjaga, yang melahirkan bisikan hati, dan bisikan hati menghasilkan pikiran. Pikiran melahirkan kehendak dan kehendak melahirkan tekad dan perbuatan. Bila hati telah terkena panah beracun setan, maka hati pun telah terjangkit penyakit yang sulit untuk disembuhkan.
Oleh karena itu, bersabar untuk menahan pandangan lebih sederhana lebih baik daripada bersabar menahan rasa sakit asmara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar