AGA THE SERIES

“Menapak keberhasilan sama seperti mengetik kata demi kata dan menjadikannya suatu karangan yang bermanfaat.”

Rabu, 30 November 2011

Ayo, Kawan!!!

Hari demi hari memang terasa berat untuk dilalui, tapi akan lebih berat jika kita terus berdiam diri saja memikul beban itu tanpa adanya usaha perubahan dan kerjasama yang solid. Sahabat saya bilang, bahwa hari ini dia tak sempat menikmati pagi dengan merekonstruksi mimpi (bengong) sambil menikmati segelas kopi. Ada sesuatu yang di burunya. Dan memang, hari-hari kadang menuntutnya untuk bergerak lebih cepat bagai kilat. (EA)
Saya pikir, lari secepat roda dua (motor) memang tidak bisa menjamin Anda untuk sampai tujuan. Oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang memaksa diri mereka untuk bisa memiliki si roda empat (mobil) untuk mengantarkan sekaligus melindungi mereka sampai tujuan lebih cepat. Apalagi di musim penghujan seperti ini, banyak kilat lagi.
Dulunya, saya bangga bisa dilahirkan di sebuah kampung yang patut dibanggakan ini. Dulu lho ya! Terus sekarang? Ah, entahlah... disini mulai banyak ketidaknyamanan yang saya rasakan sekarang. Padahal disini kami lahir, disini kami besar, dan tapi mengapa harus disini pula kami merasa bodoh? Betapa tidak, semua yang dulunya hanya sebuah mimpi buruk, kini menjadi kenyataan yang tidak bisa kami cegah lagi.
Gereja dan hotel berbintang sebentar lagi akan menampakkan wujud di kampung kami. Sebodoh itukah kami? Karena bodohnya kami, gereja dan hotel pun akan berdiri tegak di depan mata kami. Dan mungkin itu akan mengganggu pemandangan sahabat saya tadi saat menikmati segelas kopinya di waktu pagi. Meski sebenarnya dia sudah terbiasa dengan memandangi sebuah tower pemancar yang lebih awal dibangun dan jaraknya hanya beberapa meter dari rumah sahabat saya itu tadi.
Sahabat saya mengibaratkannya seperti sebuah permainan catur, bukan sinergi yang dibangun, tapi malah kekacauan yang diciptakan. Lama-lama, mungkin satu demi satu pion-pion pasti akan hengkang dari arena karena tidak tahan dengan kesewenangan pimpinan pasukan.
Harapan saya, semoga tulisan ini bisa mewakili segenap pemuda dan pemudi di kampung ini untuk bangun dan bangkit. Saya bosan dengan seorang supir yang itu-itu saja, karena sesekali kami pun ingin merasakan bagaimana rasanya bisa menyetir agar supir yang dulu itu pun merasakan bagaimana tidak enaknya menjadi seorang penumpang yang harus selalu ikuti kesewenangan si supir. Kalau-kalau arahnya benar, kalau menjerumuskan?
Oleh sebab itu, untuk hal ini saya sangat percaya dengan kekuatan para pemuda yang ada disini. Karena pemuda-lah ujung tombak dari segala arah. Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, “Berikan aku 1000 orangtua, niscaya akan aku cabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 1 pemuda, niscaya akan aku guncangkan dunia.” Dan semoga kutipan itu mampu dan bisa membuat kepemudaan disini bangun dan bangkit demi perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar